Makna Simbolik Topeng

Posted on

Topeng secara harafiah dapat diartikan sebagai penutup wajah, yang digunakan untuk menyembunyikan identitas asli dari pemakainya. Topeng digunakan untuk menutupi keseluruhan wajah pemakainya ataupun sebagian dari wajah pemakainya, misalkan bagian mata, atau bagian hidung dan mulut. Dengan menggunakan topeng identitas atau minimalnya anatomi wajah dari pemakainya menjadi tersamarkan.

Penggunaan topeng, bila ditelusuri lebih jauh, telah ada sejak jaman animisme. Menurut kepercayaan animisme ini, topeng diyakini sebagai media untuk menghadirkan roh-roh leluhurnya. Demi menghadirkan roh-roh leluhur ini, kepercayaan animisme banyak menggunakan ritual-ritual dengan melibatkan tari-tarian dan gamelan sebagai unsur pendukungnya, untuk menunjang media utamanya berupa topeng ataupun wayang (Kumalasari.,V, 1996). Dalam babad cirebon, Wayang digambarkan sebagai sareat(syariat), topeng sebagai tarekat (Mama Taham, 2005; Sumardjo, 2002). Topeng menggambarkan roh yang diundang dari dunia roh (metakosmos) ke arena upacara, karenanya bentuk topeng menjauhi bentuk mimetik, sebab kehadiran roh merupakan peristiwa transendensi. Bentuk kehadiran yang ”dikenal” secara empirik sekaligus juga ”tidak dikenal”. Seperti manusia, sekaligus juga bukan seperti manusia.

Dalam konsep primordial, topeng menjadi media untuk menghadirkan roh nenek moyang melalui pemakainya. Menghadirkan roh-roh nenek moyang ini merupakan upaya untuk menyelaraskan alam, menghindari chaos untuk mencapai kosmos. Keselarasan dari dualisme-antagonistik, menjadi hal utama dalam kepercayaan primordial. Mereka mempercayai bahwa untuk mencapai kesejahteraan, keamanan, keselamatan, dan ketentraman maka harus dicapai suatu keselarasan antara dunia atas dan dunia bawah. Roh nenek moyang mewakili dunia atas, manusia mewakili dunia bawah, kedua unsur tersebut disatukan dalam satu media yaitu Topeng.

By Karmagatri Dwipayana

Leave a comment